Sunni yang Sunni
|
||
20. Hubaib ibn Tsabit al-Asadi al-Kahili al-Kufi1Para ulama sepakat bahwa Hubaib dapat dijadikan hujjah. Mereka hanya menentang tadlis (pencampuradukan) yang dilakukan Hubaib. Tak seorang pun ulama hadits, yang menyatakan Hubaib pembid'ah. Karena itu Imam Bukhari dan Muslim, dan penyusun kitab hadits lainnya meriwayatkan hadits Hubaib. Akan tetapi al-Musawi, penulis Dialog Sunnah-Syi'ah, begitu antusias meriwayatkan hadits-hadits palsu untuk menguatkan pendapat dan madzhabnya. Begitu juga dia, sangat antusias mencampuradukkan riwayat antara yang haq dengan yang bathil. Karena itu, dia menyebutkan riwayat Quthaibah dan al-Syahristani, dan memandangnya sebagai riwayat yang mu'tamad, dapat dipercaya. Padahal riwayat ini tidak dijumpai dalam buku-buku ahli hadits. Tentu saja hal ini tidak terpisah dari usahanya (al-Musawi) untuk mempromosikan Ibn Qataibah sebagai perawi yang tsiqat, adil dan agung, agar dapat menguatkan madzhabnya, yaitu madzhab Rafidhah. Bersamaan dengan itu ia kecam hadits-hadits dalam buku induk hadits yang enam (Kutubus-Sittah). Catatan kaki:1 Tahdzib at-Tahdzib, 2/178. |
||
|
||