Sunni yang Sunni
|
||
91. Hasyim ibn al-Barid Abu Ali al-Kufi1Abu Thalib mengatakan dari Ahmad: "Tak ada masalah dengan dia". Ishaq bin Manshur mengatakan dari Ibnu Ma'in: "Dia tsiqat". Ibnu Hibban juga menggolongkannya dalam kelompok perawi yang tsiqat. Berkata Ibnu Hajar dan al-Ajli: "Dia orang Kufah yang tsiqat, cuma dia itu Rafidhah". Abu al-'Arab as-Shaqli berkata: "Ahmad bin Hanbal telah berkata: "Hasyim bin al-Barid itu tsiqat dan sedikit Syi'ah." Daruquthni berkata: "Dia itu terpercaya". Para ulama bersepakat akan tsiqatnya Hasyim ibn al-Barid dan bolehnya berhujjah dengannya. Al-'Ajali mengecamnya karena paham rafadhnya, tapi juga menganggapnya tsiqat. Ini menunjukkan bahwa rafadhnya Hasyim itu tidak sampai pada tingkat yang merusak sifat adilnya dan bolehnya berhujjah dengan haditsnya. Dengan kata lain, rafadhnya Hasyim itu hanya sedikit sekali, tanpa disertai keteguhan hati. Riwayat Abu al-Arab as-Shaqli dari Ahmad bin Hanbal menceritakan bahwa Hasyim ibn al-Basid itu tsiqat dan sedikit bertasyayyu'. Itu sebabnya kita kemukakan apa yang tersebut dalam riwayat al-'Ajali. Sebab para ulama mengetahui perbedaan antara rafadh dan tasyayyu'. Maka mereka memenangkan riwayat al-'Ajali atas riwayat Ahmad. Wallahu a'lam. Karena tasyayyu' bukanlah rafadh, dan tidak merusak keadilan seorang rawi, maka diantara penulis kutub as-sittah ada yang berhujjah dengan hadits Hasyim ibn al-Barid. Catatan kaki:1 Tahdzib at-Tahdzib, 11/16; Mizan al-I'tidal, 4/288. |
||
|
||