Sunni yang Sunni
Tinjauan Dialog Sunnah-Syi'ah-nya al-Musawi

Mahmud az-Za'by


84. Ma'ruf ibn Kharbudz al-Karakhi1

Adz-Dzahabi berkata: "Ia seorang yang jujur dan seorang Syi'ah. Yahya ibn Mu'in memandang dia dha'if. Ahmad berkata: "Saya tidak mengerti bagaimana keadaan haditsnya." Abu Hatim memandang haditsnya dapat ditulis. Menurut as-Saji, ia seorang yang jujur.

Ulama hadits sepakat mengenai adil dan jujurnya Ma'ruf. Mereka tidak menuduh dia sebagai, pendusta. Di dalam pernyataan Ahmad dan Abu Hatim, terkandung unsur mendha'ifkan Ma'ruf. Hanya saja hal itu tidak merusak sifat adilnya. Mengenai tuduhan bahwa ia Syi'ah, maka kita sudah mengerti maksud Syi'ah di sini, yaitu yang tidak merusak sifat adil seorang perawi. Apalagi jika ia dikenal jujur.

Oleh karena itu, ahli hadits dari kalangan Sunni menuliskan hadits Ma'ruf. Di dalam Kitab Bukhari, tidak ditemukan hadits-hadits Ma'ruf. kecuali satu hadits mengenai ilmu. Hadits itu berasal dari Abu Thufayl, dari 'Ali, yaitu hadits: Hadditsun-naasa bima ya'rifun. Imam Muslim dan Abu Dawud juga meriwayatkan haditsnya yang berasal dari Abu Thufayl, yaitu hadits: Annahu ra'an-nabiyya fil-hajj.

Catatan kaki:

1 Tahdzib at-Tahdzib, 10/230; Mizan al-l'tidal, 4/144; Hadi as-Sari 2/213.

Daftar Isi | al-Firdaus.com


Sunni yang Sunni -- Tinjauan Dialog Sunnah-Syi'ahnya al-Musawi oleh Mahmud az-Zaby
Diterjemahkan dari Al-Bayyinat, fi ar-Radd' ala Abatil al-Muraja'at
karangan Mahmud az-Za'bi, (t.p), (t.t). © Mahmud az-Za'bi.
Penerjemah: Ahmadi Thaha dan Ilyas Ismail
Penyunting: Ahsin Mohammad
Diterbitkan oleh Penerbit PUSTAKA
Jalan Ganesha 7, Tilp. 84186
Bandung, 40132
Cetakan I : 1410H-1989M