Sunni yang Sunni
Tinjauan Dialog Sunnah-Syi'ah-nya al-Musawi

Mahmud az-Za'by


1. Aban ibn Taghlib ibn Rabah al-Rub'i Abu Sa'd al-Kufi1

Imam Ahmad, Yahya, Abu Hatim dan Nasa'i, menganggap Aban perawi tsiqat. Sedangkan al-Juzjani memandang Aban menyimpang, yang pendapatnya dikecam. Menurut ibn 'Adi, Aban memiliki banyak tulisan, yang umumnya benar. Ia tsiqat dan jujur dalam meriwayat. la memang Syi'ah, tetapi riwayatnya baik, jadi tak ada persoalan.

Menurut saya, pernyataan 'Adi tersebut benar. Sedangkan pernyataan al- Juzjani kurang bernilai, karena itu tidak perlu ditanggapi. Pernyataannya berkonotasi hendak mendiskriminasi warga Kufah. Menurut tradisi ulama terdahulu (mutaqaddimin), tasyayyu' ialah kepercayaan yang mengutamakan 'Ali dibanding 'Utsman. 'Ali sesungguhnya berpihak kepada kebenaran di setiap berperang. Penentang 'Ali, sebaliknya, tentu saja yang bersalah. Tasyayyu' tidak menempatkan 'Ali lebih tinggi dari Abu Bakar dan 'Umar. Tetapi, menurut ulama muta'akhkhirin (yang belakangan), tasyayyu' identik dengan rafadh yang murni. Dengan begitu riwayatnya tidak dapat diterima, karena tidak bernilai.

Dari biografi di atas, nyata bahwa Aban ibn Taghlib bukanlah Rafidhah, tetapi penganut tasyayyu'. la tidak mengajak orang lain mengikuti pahamnya, apalagi ia jujur dan istiqamah. Karena itu Ashhabus Sunan menerima riwayat Aban.

Catatan kaki:

1 Tahdzib at-Tahdzib, Ibn Hajar, 1/93, 94.

 

Daftar Isi | al-Firdaus.com


Sunni yang Sunni -- Tinjauan Dialog Sunnah-Syi'ahnya al-Musawi oleh Mahmud az-Zaby
Diterjemahkan dari Al-Bayyinat, fi ar-Radd' ala Abatil al-Muraja'at
karangan Mahmud az-Za'bi, (t.p), (t.t). © Mahmud az-Za'bi.
Penerjemah: Ahmadi Thaha dan Ilyas Ismail
Penyunting: Ahsin Mohammad
Diterbitkan oleh Penerbit PUSTAKA
Jalan Ganesha 7, Tilp. 84186
Bandung, 40132
Cetakan I : 1410H-1989M